5 Perubahan Perilaku Pelanggan di Era Transaksi Digital – Karena tren terus berganti dan teknologi semakin berkembang pesat, nyatanya hal tersebut mempengaruhi perubahan perilaku pelanggan di tengah era transaksi digital.
Kebiasaan belanja offline langsung di toko, restoran, supermarket, atau pasar berganti dengan belanja online. Pelanggan pun sekarang lebih senang melakukan pembayaran nontunai ketimbang dengan uang tunai karena kemudahan yang ditawarkan baik pada pelanggan maupun pelaku usaha.
Penasaran bagaimana perubahan perilaku pelanggan itu bisa terjadi? Ulasan berikut akan menjawabnya.
Baca Juga: Andalkan Pembayaran Nontunai, Toteles Bake House Siap Penuhi Kebutuhan Pelanggan
Perubahan Perilaku Pelanggan di Era Transaksi Digital
Belum lama ini, Visa Inc. membeberkan beberapa temuan terkait perilaku belanja dan pilihan pembayaran konsumen Indonesia. Hasil survei tersebut menyoroti perubahan signifikan kebiasaan pelanggan akibat pandemi.
Setidaknya ada 5 perubahan perilaku pelanggan di era transaksi digital yang perlu Anda sadari. Apa saja?
1. Semakin jarang memakai uang tunai saat berbelanja
Ini dia perubahan perilaku pelanggan di era transaksi digital yang pertama. Pelanggan di Indonesia merasa cukup percaya diri untuk tidak membawa uang tunai sepeser pun selama 24 jam. Bahkan, tidak masalah jika mereka tidak mengantongi uang tunai dalam tiga hari berturut-turut.
Ini menunjukkan frekuensi konsumen belanja dengan uang tunai kian menurun. Artinya, kecenderungan pelanggan berbelanja melalui smartphone semakin meningkat karena bisa dilakukan kapan saja dan dari mana saja, terutama dari rumah.
2. Metode pembayaran nontunai jadi pilihan utama
Metode pembayaran nontunai kini jadi pilihan utama pelanggan saat berbelanja, baik menggunakan kartu debit, kartu kredit, maupun QRIS. Ya, ketiga cara itu dipandang lebih praktis, aman, dan cepat.
Bahkan, metode QRIS tengah naik daun. Pelanggan cukup melakukan pemindaian kode QR dengan smartphone, proses transfer dana sesuai nominal belanja selesai dalam beberapa detik.
Baca juga: 7 Keuntungan Pakai GoPay untuk Pemilik Usaha
3. Lebih senang belanja online ketimbang beli langsung
Seiring meningkatnya kebiasaan pembayaran nontunai, delapan dari sepuluh pelanggan di Indonesia berbelanja online setidaknya satu kali dalam sebulan. Bagi mereka cara ini lebih nyaman karena barang yang dibutuhkan langsung diantar ke rumah.
Kebiasaan tersebut membuat pelanggan berharap tinggi pada pelaku usaha online. Dari sudut pandang pelanggan, mereka ingin leluasa membandingkan harga produk, tersedia sistem pembayaran yang aman, dan kemudahan proses checkout saat belanja.
4. On-demand economy mendukung pemenuhan kebutuhan pelanggan
Bicara soal pengalaman pelanggan, kini semua mengutamakan kenyamanan, kecepatan, kemudahan, dan keamanan. Digerakkan oleh akses internet lewat ponsel pintar, pelanggan mengandalkan on-demand economy untuk memenuhi kebutuhan harian mereka.
On-demand economy adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan berbagai usaha untuk memenuhi permintaan pelanggan, dengan menyediakan barang dan jasa secara langsung.
Dari transportasi, hiburan, makanan, hingga fashion, pelanggan bisa mendapatkan semua yang mereka butuhkan hanya lewat ponsel. Semua bisa didapat lewat genggaman tanpa perlu pergi keluar rumah atau mengesampingkan tugas saat ini.
5. Layanan on-demand mendorong pertumbuhan mobile payment
Hasil survei menuturkan enam dari sepuluh responden mengakui layanan on-demand memberi mereka kenyamanan dan efisiensi.
Misalnya, zaman dulu kalau ingin membeli makanan, mau tak mau harus keluar rumah dan mendatangi resto untuk membelinya. Kini, pelanggan bisa pesan lewat GoFood.
Atau, ketika ingin membayar dengan lebih praktis dan cepat, pelanggan tak lagi menggunakan uang tunai. Mereka beralih menggunakan mobile payment. Oleh karena itu, pelaku usaha pun sebaiknya siap sedia waktu untuk memenuhi berbagai permintaan pelanggan, ya.
Indonesia Makin Dekat dengan Cashless Society
Tahukah Anda, perubahan perilaku pelanggan di era transaksi digital nyatanya membawa Indonesia semakin dekat dengan cashless society. Setidaknya tiga tahun mendatang, pembayaran nontunai ini benar-benar sudah diterima berbagai kalangan tanpa terkecuali, termasuk oleh pelaku usaha skala kecil.
Dalam laporan yang dipaparkan oleh McKinsey & Company, krisis yang disebabkan COVID-19 mengubah wajah perekonomian dunia dalam banyak hal, khususnya cara pelanggan berbelanja.
Perilaku konsumen terbaru merambah pada semua aspek kehidupan, dari bagaimana mereka bekerja, belanja, hingga menikmati hiburan. Arus perubahan itu terjadi begitu cepat sehingga para pelaku usaha harus segera beradaptasi atau tenggelam dan kalah bersaing.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan pelaku usaha terkait perilaku konsumen terkini antara lain:
1. Apa yang Pelanggan Beli
Terjadi perubahan dalam komposisi keranjang belanja pelanggan. Barang-barang kebutuhan dasar dan sehari-hari jadi target utama, seperti makanan dan minuman, bahan makanan, maupun keperluan kesehatan.
Mereka juga cenderung membeli merek yang sudah dikenal dan terpercaya. Keinginan untuk membeli barang di luar kebutuhan dasar cenderung menurun.
Isi keranjang belanja meningkat karena pelanggan berusaha melakukan pembelian dalam jumlah besar dalam satu kali belanja. Tak heran jika frekuensi belanja sedikit menurun mengingat apa yang dibutuhkan sudah terbeli sebelumnya.
2. Bagaimana Pelanggan Mendapat Informasi
Sehubungan dengan keharusan di rumah saja, televisi cukup berperan penting dalam memaparkan informasi pada pelanggan. Namun, hal ini berlangsung sementara saja.
Konsumsi iklan dari media yang dipasang di area publik cenderung menurun. Namun, internet berperan penting meningkatkan kesadaran informasi pelanggan terkait pilihan belanja.
3. Di Mana Pelanggan Membeli
Tentu saja e-commerce jadi andalan pelanggan untuk membeli semua yang dibutuhkan. Plus, kunjungan ke tempat aktivitas tertentu pun berkurang, seperti bioskop dan gym.
Sebagai gantinya, pelanggan mencari alternatif lain yang lebih aman. Jika tidak memungkinkan didapat lewat layanan online (misal aplikasi streaming video atau kelas olahraga online), mereka memilih tempat yang dekat dengan rumah, bersih, dan sepi.
Bagaimana Menghadapi Perubahan Perilaku Pelanggan di Era Transaksi Digital?
Menyikapi perubahan perilaku pelanggan di era transaksi digital, pelaku usaha perlu melakukan beberapa hal berikut.
- Ciptakan kembali pengalaman belanja yang fokus pada kebersihan, penataan ulang barang di toko, dan jam operasi yang lebih panjang.
- Fasilitasi kebutuhan belanja online pelanggan, seperti personal shopper atau layanan thru.
- Lakukan promosi secara aktif melalui media sosial, website, atau marketplace.
- Baca kebutuhan baru pelanggan, seperti makanan beku dan siap saji, alat-alat kesehatan, serta produk kebersihan.
- Sediakan pembayaran nontunai yang meminimalisir kontak fisik maupun pemakaian uang tunai, seperti GoBiz.
Baca Juga: Mie Ayam Ceker Afiq: Transaksi dan Pembukuan Lebih Praktis bersama Layanan Gojek
Perubahan perilaku pelanggan di era transaksi digital memang mempengaruhi wajah perekonomian Indonesia. Cashless society kini semakin nyata sehingga Anda sebagai pelaku usaha harus bersiap ambil bagian dengan menyediakan fasilitas pembayaran nontunai.
Jangan lupa, ajak pelanggan Anda untuk menggunakan pembayaran nontunai, misalnya dengan menggunakan GoPay QRIS dan juga pembayaran kartu debit/kredit, yang sudah disediakan di outlet usaha Anda.
Belum menyediakan pembayaran nontunai? Jangan khawatir, yuk klik tombol di bawah dan dapatkan solusinya untuk usaha Anda!