Bagi yang baru merintis bisnis makanan sendiri, Anda pasti sering menemukan beberapa hal yang membuat pusing. Salah satunya adalah saat harus menghitung keuntungan. Siapa, sih, pemilik usaha yang tak ingin jualannya laku keras dan mendatangkan cuan besar?
Namun, di sisi lain, Anda juga harus memikirkan harga yang tidak akan memberatkan konsumen. Nah, daripada terus-terusan bingung tanpa arah, Anda bisa simak ulasan tentang cara menghitung keuntungan usaha makanan berikut ini!
2 Hal Penting dalam Menghitung Keuntungan
Dalam menghitung keuntungan usaha makanan, sebenarnya Anda tidak perlu memikirkan terlalu banyak hal. Pada dasarnya, hanya ada dua hal yang perlu Anda perhatikan saat menghitung keuntungan, yaitu pendapatan dan beban.
1. Pendapatan
Pendapatan berarti pertambahan jumlah harta yang juga akan menambah modal usaha Anda. Dalam berbisnis, pendapatan dibagi menjadi dua jenis: pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Perlu diingat, jika harta Anda bertambah tapi tidak bisa ditambahkan ke modal usaha, maka tidak bisa dikatakan sebagai pendapatan.
2. Beban
Beban adalah seluruh biaya yang Anda keluarkan untuk mendukung operasional bisnis. Sama seperti pendapatan, beban pun akan memengaruhi posisi modal. Bedanya, pendapatan akan menambah modal Anda, sedangkan beban akan menguranginya.
Baca juga: Contoh Kas Kecil dan Cara Penyusunannya yang Tepat
Cara Menghitung Keuntungan Usaha Makanan
Lalu, sebenarnya bagaimanakah cara menghitung keuntungan usaha makanan yang tepat? Menghitung keuntungan tidak bisa sekadar melihat uang yang masuk ke usaha Anda. Namun, ada beberapa hal lain juga yang perlu diperhatikan. Agar perhitungan Anda tepat, bisa mengikuti cara-cara berikut ini:
1. Dengan mengukur biaya produksi
Ini merupakan cara paling simpel untuk menghitung keuntungan usaha makanan. Meski simpel, hasilnya akan akurat. Nah, biaya produksi di sini berarti seluruh biaya yang Anda keluarkan untuk memproduksi barang jualan Anda, mulai dari bahan baku hingga tenaga manusia. Biaya produksi dibagi menjadi dua, biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang besarannya tidak berubah tiap Anda menjalankan produksi, seperti biaya menyewa tempat jualan dan gaji karyawan. Sedangkan, biaya variabel adalah biaya yang besarannya mengikuti situasi produksi. Misalnya, biaya bahan baku yang akan terus berubah mengikuti tren pasar dan tentunya jumlah barang jualan yang ingin Anda produksi.
Baca juga: Biaya Produksi adalah: Penjelasan dan Cara Gampang Menghitungnya
2. Dengan menyusun laporan laba/rugi
Cara lain untuk menghitung keuntungan usaha makanan adalah dengan menyusun laporan laba/rugi. Laporan keuangan yang satu ini akan mengukur berapa besar pendapatan dan beban usaha Anda. Ada rumus umum dalam menyusun laporan laba/rugi, yaitu:
Laba Bersih = Laba Kotor- Beban Usaha
Itu artinya, pendapatan yang benar-benar bisa dikatakan sebagai keuntungan dari usaha makanan Anda adalah pendapatan setelah dikurangi beban usaha. Katakanlah pada Oktober 2022 kemarin Anda mendapatkan laba kotor Rp10.000.000. Namun, kemudian Anda masih memiliki beban usaha sebesar Rp3.000.000, maka keuntungan bersih yang Anda dapat adalah Rp7.000.000.
3. Dengan menghitung HPP
Selanjutnya, Anda juga bisa menghitung keuntungan usaha makanan dengan berpatokan pada HPP atau harga pokok produksi. Pada dasarnya, HPP adalah harga yang Anda butuhkan untuk bisa menghasilkan produk jualan. Kemudian, harga tersebut ditambahkan dengan besaran untung yang Anda inginkan untuk mengetahui harga jual. HPP memiliki rumus sebagai berikut:
HPP = Bahan Baku + Total Biaya Produksi + Saldo Akhir Persediaan
Perlu diingat, total biaya produksi di sini mencakup BTKL (biaya tenaga kerja langsung) dan juga biaya overhead (biaya lain yang tidak berhubungan langsung dengan produksi, seperti pajak dan sewa peralatan). Sementara itu, saldo akhir bisa diketahui dengan mengurangi saldo awal dan saldo terkini. Agar Anda bisa punya gambaran yang lebih jelas, mari simak soal cerita berikut.
“Ibu Sari ingin berjualan risol mayo di bazaar kelurahan. Setelah mencoba untuk membuat risol mayo, diketahui bahwa pengeluaran untuk bahan baku adalah Rp200.000. Kemudian selama membuat risol, Ibu Sari juga memerlukan gas sebesar Rp10.000. Sebelumnya, Ibu Sari memiliki persediaan bahan baku senilai Rp100.000 dan kemudian menjadi Rp50.000 setelah produksi. Berapakah HPP risol mayo Ibu Sari?”
HPP = Bahan Baku + Total Biaya Produksi + Saldo Akhir Persediaan
Bahan baku: Rp200.000
Total biaya produksi: Rp10.000
Persediaan bahan baku awal: Rp100.000
Persediaan bahan baku akhir: Rp50.000
HPP = Rp200.000 + Rp10.000 – (Rp100.000 – Rp50.000)
= Rp160.000
Jika kemudian Ibu Sari menghasilkan 80 biji risol mayo, maka HPP per bijinya adalah Rp2.000. Apabila Ibu Sari menginginkan keuntungan, maka angka tersebut bisa ditambahkan sesuai kebutuhan dan tentunya daya beli target pasarnya.
Baca juga: 5 Cara Mudah Memperbesar Usaha, Cocok buat Pengusaha Kuliner!
Selain mengetahui cara menghitung keuntungan usaha makanan, Anda juga harus mempersiapkan strategi pengembangan bisnis. Salah satu caranya adalah dengan daftar GoFood. Anda tak perlu khawatir karena cara daftar GoFood super gampang dan simpel!
Dengan daftar GoFood, Anda bisa lebih mudah kelola menu GoFood. Selain itu, Anda juga bisa mengatur jam operasional tanpa repot dan bahkan bikin beragam promo untuk menarik lebih banyak pelanggan. Semuanya hanya dengan satu aplikasi, beragam solusi kembangkan usaha kuliner. Yuk, segera gabung menjadi Mitra Usaha GoFood!