Kuliner sepertinya menjadi bidang usaha yang tidak akan pernah mati. Selama orang membutuhkan makanan, bisnis kuliner akan selalu memiliki pasar tersendiri.
Hal ini tidak hanya berlaku di ibu kota, tetapi juga daerah-daerah lain di Indonesia. Salah satunya adalah Surabaya, yang merupakan kota terbesar kedua di tanah air setelah Jakarta.
Tidak kalah dari Jakarta, bisnis kuliner di Surabaya ternyata menunjukkan tren yang cukup menjanjikan. Pada tahun 2018 lalu, pertumbuhan bisnis kuliner di Surabaya bahkan mencapai 20%.
Hal ini sebetulnya tidak terlalu mengejutkan mengingat kuliner di Kota Pahlawan ini begitu beragam. Mulai dari restoran, kafe, kaki lima, hingga aneka jenis masakan, semua bisa Anda temukan!
Banyaknya anak muda yang terjun ke bisnis kuliner
Selain keragaman kuliner, tentu masih ada sejumlah faktor lain yang memengaruhi perkembangan bisnis kuliner di Surabaya. Salah satu yang cukup signifikan adalah aktifnya partisipasi anak muda yang terjun ke bisnis kuliner.
Berdasarkan informasi dari situs Tribunnews Surabaya, usaha restoran dan kafe di Jawa Timur, terutama Surabaya mengalami pertumbuhan mencapai 20% pada kuartal pertama tahun 2019.
Dari seluruh bisnis kuliner baru yang bermunculan, menariknya sekitar 40% di antaranya dikelola oleh anak muda yang baru saja memulai bisnis kuliner.
Berasal dari rentang usia 20-30 tahun, para anak muda ini membangun brand kuliner baru atau membuka cabang dari yang sebelumnya sudah ada di kota lain.
Jangan langsung berpikir bahwa para anak muda ini berasal dari latar belakang keluarga kaya yang memiliki modal besar. Mereka justru adalah anak muda biasa yang memang ingin merintis bisnis kuliner di Surabaya.
Demi menarik target konsumen, mereka pun melakukan kreasi berbagai menu. Segmen yang dibidik pun cukup beragam, mulai dari menengah ke bawah hingga menengah ke atas.
Prediksi tren bergerak ke arah kopi
Sama seperti bidang-bidang bisnis lain, bisnis kuliner juga memiliki tren tersendiri. Ke depan, tren bisnis kuliner di Surabaya diprediksi bakal bergerak ke bidang kopi, khususnya kopi lifestyle.
Jika berkunjung ke Surabaya, Anda akan menemukan begitu banyak kedai kopi di berbagai ruas jalan. Kedai kopi kekinian, begitu banyak orang menyebutnya.
Apalagi memang menurut situs Bisnis, pertumbuhan kedai kopi diprediksi mencapai angka 15-20 persen pada akhir 2019 nanti. Angka tersebut mengalami peningkatkan jika dibandingkan tahun 2018 yang hanya mencapai 8-10 persen.
Hal ini tidak hanya berdampak baik pada pemilik bisnis, tapi juga pemasok kopi. Saat ini, kontribusi kedai kopi terhadap serapan kopi produksi dalam negeri sudah mencapai angka 25-30 persen. Angka ini diprediksi naik menjadi 35-40 persen pada akhir tahun ini.
Contoh ide bisnis kuliner di Surabaya
Seperti yang disebutkan sebelumnya, salah satu alasan bisnis kuliner di Surabaya bisa berkembang adalah karena keragaman jenis kuliner yang bermunculan.
1. Franchise
Jika tidak ingin terlalu repot dalam menjalankan bisnis kuliner di Surabaya, franchise bisa menjadi salah satu pilihan yang patut dipertimbangkan. Bahkan pilihan franchise-nya pun juga beragam. Anda bisa memilih untuk franchise restoran cepat saji, kafe, kontainer makanan, hingga kedai kopi yang akhir-akhir ini sedang hits.
Tergantung dari jenis kuliner yang dipilih, biasanya pemilik bisnis franchise sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk Anda, mulai dari bahan baku, menu, hingga peralatan memasak. Anda hanya perlu menyiapkan lokasi dan kru untuk membantu Anda mengelolanya.
2. Rawon
Rawon merupakan salah satu kuliner khas Surabaya. Mungkin memang masakan satu ini bisa ditemukan di kota-kota lain di Indonesia, tapi tentu rasanya pun beda. Bahkan tampilannya bisa saja tidak sama karena rawon di luar Surabaya umumnya memiliki kuah yang cenderung lebih bening. Sedangkan, rawon khas Surabaya berwarna hitam pekat karena dimasak dengan kluwek.
Nah, jika Anda memiliki skill untuk membuat rawon yang enak, tidak ada salahnya untuk mengembangkannya menjadi sebuah bisnis kuliner di Surabaya. Agar lebih nikmat, tambahkan rawon masakan Anda dengan lauk tempe goreng, telur asin, kerupuk, dan taoge.
3. Gelato
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Surabaya memiliki cuaca yang amat panas. Saat sedang musim kemarau, suhu siang hari di Surabaya bisa mencapai lebih dari 30 derajat Celcius. Di tengah cuaca yang begitu panas dan terik, membuka bisnis es krim gelato sangat layak dipertimbangkan.
Agar berbeda dari gelato lainnya, coba tawarkan rasa gelato yang belum pernah ada. Misalnya dengan memanfaatkan sayuran atau memadukan dua rasa yang berbeda. Sebagai teman makan gelato, Anda juga bisa menawarkan menu lain yang cocok seperti pastry atau es kopi.
Mengingat bisnis kuliner di Surabaya yang sepertinya terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu, ditambah dengan jenis kuliner yang beragam, bukan tidak mungkin angka pertumbuhannya masih akan terus meningkat.
Anda bisa memanfaatkan hal tersebut untuk membangun dan mengelola bisnis kuliner Anda sendiri di Surabaya. Apakah Anda tertarik melakukannya?