Inspirasi dari KOMPAG (Komunitas Partner GoFood) mengantarkan Island Gurl Foods memilih bisnis ramah lingkungan. Model bisnis ini ternyata terbukti lebih menarik di mata pelanggan, lho! Mau tahu informasi selengkapnya? Baca artikelnya sampai habis, yuk!
Island Gurl Foods dan 3 Inisiatif Usaha Ramah Lingkungan
Island Gurl Food yang berlokasi di Bali ini awalnya dibuka pada awal Oktober 2020. Bisnis ini merupakan pelopor food container dengan dapur lengkap. Menariknya, konsep ini dipilih karena waktu itu Lifily tidak ingin menyewa tempat, sampai akhirnya ia memilih sistem container ini.
Ya, Island Gurl Food pun menjadi salah satu bisnis ramah lingkungan mendapat respon positif dari para pelanggan.
Selama beroperasi, bisnis ini mengkedepankan 3 inisiatif usaha ramah lingkungan yang sudah diterapkan, yakni sedotan dari bahan organik (beras) yang bisa dimakan, kemasan ramah lingkungan (biodegradable/mudah terurai, seperti kertas), serta alat makan dari bambu atau kayu.
“Awalnya kami melakukan inisiatif ini karena tidak mau repot. Kalau pakai piring, harus cuci piring dan butuh karyawan lebih. Kemudian, karena ada ketentuan dari Bali tidak memperbolehkan penggunaan plastik, jadinya kami juga tidak menggunakan,” terang Lifily.
Untuk menunjang bisnis yang lebih ramah lingkungan ini, Island Gurl Food pun mencari pemasok alat makan yang sesuai dengan kebutuhan dan inisiatifnya tersebut.
“Untuk alat makan dan kemasan kebetulan di Bali ada banyak pemasok dengan harga yang kompetitif jadi cukup membantu. Para pemasok ini biasanya kita cari beberapa pilihan, supaya bisa dibandingkan yang paling oke juga harganya,” lanjutnya.
Tak disangka, inisiatif ini malah membawa kepuasan tersendiri bagi para pelanggan usaha, lho! Ini membuktikan bahwa bisnis yang menerapkan konsep ramah lingkungan memang terbukti lebih disukai.
“Kurang lebih 25% review positif yang kami terima dari pelanggan di GoFood adalah seputar dukungan kemasan ramah lingkungan. Dari segi harga tentu ada peningkatan biaya, tapi sudah disesuaikan dengan harga makanan kami sehingga tetap ada profit,” kata Lifiliy membocorkan.
Suka Duka Jalani Bisnis
Ya, tiada usaha yang selamanya berjalan mulus. Kadang, ada naik-turun yang perlu dihadapi para pemilik usaha, tak terkecuali Lifiliy.
“Kesulitannya adalah saat bisnis sepi. Biasanya kalau sudah seperti ini, kami akan evaluasi apa yang salah. Apalagi dengan kondisi pandemi dan PPKM sekarang, di mana turis dari luar negeri masih belum sebanyak itu untuk datang ke Bali, padahal menu kami lebih banyak meng-attract turis dari luar negeri. Jadi, memang sangat penting untuk step up your game, di mana kami akhirnya banyak juga ikutan promo dari GoFood,” ucapnya.
Wanita berambut panjang ini pun mengaku bahwa sumber pemasukan nomor satunya berasal dari GoFood.
Island Gurl Food pun banyak melakukan aktivitas marketing seperti membuat flyer atau berkolaborasi dengan usaha kuliner lain dalam pembuatan promo.
Kemudian, ia juga bercerita soal hal paling menyenangkan ketika menjalani usaha kuliner ini. Lifliy mengaku senang jika makanan yang disajikannya disukai para pelanggan. Seperti ada kepuasan tersendiri.
“Saya sendiri juga senang bertemu dengan banyak orang. Jadi, bekerja di bidang hospitality membuat saya bahagia,” katanya.
Ke depannya, Island Gurl Food ingin membuat inovasi-inovasi lainnya dalam hal bisnis ramah lingkungan. Ia berencana untuk mulai mengelola dan memilah sampah dalam bisnis, serta memberikan edukasi ke karyawan untuk bisa menerapkan konsep sustainability ini dengan lebih maksimal lagi.
“Kami juga ingin memberikan imbauan soal kemasan (ramah lingkungan) dan mempersiapkan tempat sampah di outlet,” pungkasnya.