Butuh contoh kas kecil? Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk memantau perkembangan dan kinerja perusahaan. Salah satu laporan keuangan yang wajib dimiliki oleh perusahaan adalah laporan kas kecil.
Walaupun istilahnya kas kecil, namun memiliki informasi yang penting terkait keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu. Seperti apa contoh kas kecil dan cara penyusunannya yang sesuai? Simak ulasannya berikut!
Mengenal Apa Itu Kas Kecil
Apa itu kas kecil? Pertanyaan ini mungkin sering muncul di benak orang awam ketika baru memulai bisnis. Bila diartikan secara sederhana, laporan kas kecil ialah laporan untuk mencatat transaksi dan pembiayaan yang berkaitan dengan operasional perusahaan.
Biasanya, transaksi yang masuk di dalam kas kecil memiliki nominal yang tidak begitu besar. Contoh kas kecil ini adalah pembelian peralatan alat tulis kantor (ATK), fotokopi dokumen, reimbursement untuk karyawan, dan lain sebagainya.
Baca juga: Mengenal Catatan Atas Laporan Keuangan dan Contohnya!
Cara Menyusun Laporan Kas Kecil
Sebelum masuk ke contoh kas kecil, Anda perlu pula mengetahui bagaimana cara penyusunan laporan kas kecil ini. Ada tiga prosedur utama yang harus dilakukan ketika Anda menyusun laporan kas kecil. Mulai dari pembentukan dana, pembayaran, hingga pengisian kembali kas tersebut. Berikut ulasan singkatnya yang perlu dipahami.
1. Pembentukan dana kas kecil
Prosedur yang pertama dalam menyusun contoh kas kecil yakni pembentukan dana. Penentuan besaran kas kecil biasanya melalui perkiraan atas perhitungan apa saja kebutuhan perusahaan selama tiga sampai empat minggu. Apabila besaran dana sudah ditetapkan, bagian keuangan di sebuah perusahaan kemudian menarik cek. Cek tersebut diberikan pada pemegang kas kecil untuk kemudian dicairkan.
Selanjutnya, bagian keuangan perusahaan membuat sebuah bukti atas kas yang keluar sebanyak tiga lembar. Di sini, bendahara perusahaan akan menerima lembar 1 dan lembar 3. Sedangkan, lembar 2 menjadi arsip untuk bagian keuangan. Bendahara perusahaan akan mengarsipkan bukti lembar 1 dan mengisi cek serta meminta otoritas untuk menandatangani cek yang diserahkan pada pemegang dana kas kecil bersamaan dengan lembar 3.
Cek tersebut nantinya akan dicairkan oleh pemegang dari kecil. Uang hasil pencairan ini akan disimpan dalam rekening khusus. Apabila perusahaan tidak melakukan perubahan jumlah kas kecil, maka tidak ada jurnal yang berkaitan dengan akun rekening kas kecil.
2. Pembayaran dengan dana kas kecil
Prosedur kedua yakni melakukan pembayaran dengan kas kecil. Pada bagian ini, pihak yang diberi tanggung jawab untuk memegang kas kecil memiliki kewenangan mengeluarkan sejumlah dana dari kas. Dengan ketentuan, pengeluarannya tidak menyalahi aturan yang dibuat manajemen.
Sebagai contoh, mengenai besaran maksimal pengeluaran tiap transaksi dan larangan-larangan lainnya seperti peminjaman uang kepada karyawan.
Setiap pengeluaran uang dari kas kecil haruslah disertai dokumentasi atau bukti. Bukti pun harus terus disimpan hingga kas kecil terisi kembali. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat memantau kas kecil secara berkala.
3. Pengisian kembali dana kas kecil
Prosedur terakhir adalah melakukan pengisian kembali kas kecil. Pengisian tersebut dilakukan berdasarkan bukti yang dikeluarkan. Nantinya, bendahara perlu mengisi cek lalu meminta otoritas untuk memeriksa. Jika uang dalam kas kecil berada pada tingkat terendah, maka perlu dilakukan pengisian kembali.
Di sini, pemegang kas kecil perlu mempersiapkan apa saja yang jadi daftar pengeluarannya. Setelah diisi, nantinya bagian keuangan perusahaan melakukan penilaian mengenai sah/tidaknya pengeluaran. Jika tidak ada masalah, maka akan dibuatkan formulir persetujuan mengenai jumlah pengisian kembali dana kas kecil.
Baca juga: Laporan Laba Rugi adalah Indikator Perkembangan Usaha, Ini Penjelasan Lengkapnya
Contoh Kas Kecil
Agar lebih mudah dalam memahami contoh kas kecil, mari menyimak soal cerita berikut ini:
Perusahaan Sumber Hasil Utama memiliki kas kecil untuk pengeluaran rutin setiap awal bulan. Jadi, pada tanggal 1 Agustus perusahaan melakukan pengisian kas kecil sebesar Rp3.000.000. Selanjutnya, Perusahaan Sumber Hasil Utama melakukan beberapa pembayaran dengan kas kecil. Berikut adalah rincian pengeluarannya:
- Uang listrik: Rp250.000
- Uang telepon: Rp150.000
- Uang gaji: Rp300.000
- Uang peralatan: Rp80.000
- Uang bahan baku: Rp250.000
Maka pencatatan laporan kas kecilnya akan menjadi:
Tanggal | Nama Perkiraan | Debit | Kredit |
Agt 1 | Pembentukan kas kecil | Rp3.000.000 | |
Agt 2 | Rekening listrik | Rp250.000 | |
Agt 3 | Rekening telepon | Rp300.000 | |
Agt 4 | Beban tenaga kerja | Rp150.000 | |
Agt 5 | Beban peralatan | Rp80.000 | |
Agt 6 | Beban bahan baku | Rp250.000 |
Baca juga: Cara Membaca Laporan Keuangan Neraca dan Bedanya dari Laporan Arus Kas
Itu dia contoh kas kecil serta cara penyusunannya yang tepat. Salah satu dokumen yang diperlukan dalam penyusunan kas kecil adalah bukti transaksi usaha Anda. Agar tidak ada transaksi yang terlewat dalam penyusunan kas kecil, gunakan aplikasi kasir online gratis GoKasir. Keunggulannya adalah semua transaksi tercatat secara otomatis, jadi akan menghemat waktu Anda saat audit sekaligus mampu meminimalkan kesalahan.
Untuk bisa menggunakan GoKasir, download aplikasi GoBiz terlebih dahulu di perangkat Anda dan pelajari cara daftar GoBiz yang begitu mudah. GoKasir tersedia di dalam GoBiz dan bisa langsung Anda gunakan setelah aplikasi terpasang. Yuk, maksimalkan penghasilan usaha Anda bersama GoBiz!