Memahami Perilaku Konsumen untuk Tingkatkan Penjualan – Salah satu cara paling efektif untuk menyusun strategi marketing produk adalah dengan memperhatikan perilaku konsumen.Pada masa transformasi digital seperti sekarang ini, konsumen jelas berubah. Terlebih pada 2020 lalu, seluruh dunia mengalami wabah pandemi, tentu terjadi beberapa perubahan signifikan yang kemudian memengaruhi perilaku konsumen.
Untuk membantu Anda memahami bagaimana perubahan konsumen di masa transformasi digital sekaligus masa pandemi, pada Konferensi Maju Digital beberapa waktu lalu, Gojek dan Tokopedia menghadirkan Pieter Lydian, Country Director Facebook Indonesia. Pieter membagikan insight mengenai perilaku konsumen sekaligus merek populer.
Baca juga: Rahasia Membangun Bisnis Berkelanjutan dari Laudya Cynthia Bella
Perilaku Konsumen di Indonesia Kini, Lebih Memilih Belanja Online
Menurut data dari Facebook yang dipaparkan oleh Pieter Lydian, saat ini setidaknya kurang lebih terdapat 165 juta jiwa konsumen online. Jumlah tersebut naik sekitar 1,4 kali dibanding tahun lalu. Angka ini menunjukkan bahwa sekitar 80% konsumen yang ada di Indonesia lebih memilih belanja online.
Bukan hanya dari segi jumlah konsumen yang meningkat, tapi juga segi Gross Merchandise Value (GMV) atau nilai pembelian yang dilakukan oleh pengguna suatu situs dalam periode waktu tertentu. Saat dibandingkan dengan rata-rata GMV tahun lalu, GMV tahun ini mengalami peningkatan hingga mencapai angka US$671 juta.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Penyebab utamanya adalah karena situasi pandemi. Akibat pandemi, aktivitas pun menjadi terbatas. Perilaku konsumen berubah, orang-orang cenderung lebih suka berbelanja online untuk mendapat kebutuhan mereka.
Menariknya lagi, penelitian yang dilakukan Facebook menemukan bahwa pengeluaran konsumen online juga meningkat. Jika dulu kebanyakan konsumen berbelanja produk dengan nilai kecil seperti makanan, maka kini semakin banyak ditemukan konsumen yang membelanjakan uang mereka untuk membeli produk dengan harga mahal seperti barang-barang hobi.
Baca juga: Bisnis Model Canvas adalah Acuan Penting bagi UMKM, Ini 9 Elemennya!
Aktivitas Konsumen di Dunia Online
Adanya transformasi digital sekaligus serangan pandemi tanpa disadari membuat kebanyakan konsumen menghabiskan waktu mereka di media sosial. Konsumen kini tidak sekadar menemukan, tapi juga membandingkan dan melakukan pembelian barang secara online. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi merchant untuk membangun ikatan dengan konsumen lewat media sosial.
Namun, bagaimana agar produk Anda bisa mendapat perhatian dari calon konsumen? Simak caranya dalam poin-poin di bawah ini!
Tips untuk Memenangkan Perilaku Konsumen Online
Memenangkan perhatian konsumen online jelas tidak mudah. Sebab, persaingan bisnis online sangat ketat. Ada banyak sekali pesaing yang menjual produk mirip dengan Anda. Belum lagi perilaku konsumen online di Indonesia tergolong mudah berpindah produk. Lantas, bagaimana caranya untuk bisa stand out?
1. Pastikan ketersediaan produk
Salah satu hal tidak disukai konsumen saat berbelanja online adalah melihat tulisan “Stok Habis”. Dari sisi penjual, hal tersebut bahkan bisa menjadi ancaman. Sebab, tidak adanya stok produk akan membuka peluang konsumen untuk berpaling pada produk serupa lain dari kompetitor, entah itu dari segi kegunaan maupun harganya.
Untuk itu, Anda perlu selalu jaga ketersediaan produk. Jika memang tidak memungkinkan untuk selalu menyediakan produk, Anda bisa menerapkan sistem pre-order. Meski pada periode pre-order konsumen belum mendapatkan produk, tapi status tersebut setidaknya bisa menenangkan mereka.
2. Berikan banyak pilihan produk untuk memuaskan perilaku konsumen
Alternatif lain yang bisa Anda terapkan jika tidak bisa selalu menyediakan produk tertentu adalah memberikan pilihan lain. Misalnya, Anda berjualan masker dan produk yang paling laris adalah masker model duckbill sehingga stoknya cepat habis. Agar konsumen tidak beralih ke toko lain, sediakan masker model lain yang mirip dengan duckbill seperti KF94.
3. Tawarkan produk berkualitas
Selain harga, pertimbangan lain konsumen saat memilih produk adalah kualitasnya. Bahkan, konsumen tidak ragu untuk merogoh kocek lebih dalam jika sudah merasa ‘klik’ dengan kualitas suatu produk. Jadi, pastikan untuk selalu menjaga kualitas produk Anda. Jangan lupa lakukan quality control sebelum produk dijual kepada konsumen.
4. Berikan informasi lengkap
Salah satu kelemahan belanja online adalah konsumen tidak bisa merasakan produk yang ingin mereka beli. Pemilihan barang sering kali berdasarkan pengamatan pribadi atau terkadang rekomendasi orang lain. Nah, untuk membantu konsumen agar bisa menemukan produk yang sesuai, berikanlah informasi lengkap terkait produk.
Cantumkan detail lengkap mengenai produk, mulai dari bahan, ukuran, hingga masa kedaluwarsa. Ada baiknya juga Anda menyediakan layanan customer service yang tanggap. Di Tokopedia, Anda bisa memanfaatkan fitur kolom Diskusi untuk menjawab pertanyaan dari calon pembeli.
5. Perilaku Konsumen Senang dengan Harga yang kompetitif
Terakhir, tetapkan harga yang kompetitif. Harga kompetitif di sini tidak selalu berarti harga yang murah. Bagaimana menetapkan harga yang tepat untuk produk?
Lakukanlah riset terhadap produk kompetitor. Ambil rerata dan kemudian bandingkan dengan harga bahan baku modal. Cara ini akan membantu Anda menemukan harga kompetitif dengan persentase keuntungan yang tepat.
Dari sini, bisa disimpulkan bahwa konsumen di Indonesia tengah mengalami transisi. Belanja online yang semula menjadi nomor dua, kini justru menjadi favorit banyak orang. Semoga tips yang dibagikan kali ini mengenai perilaku konsumen dan ilmu brand populer bisa membantu Anda.
Anda juga bisa menjangkau lebih banyak konsumen dengan bergabung ke GoBiz, platform digital yang mempermudah Anda berjualan. Daftar GoBiz di sini.