Salah satu aktivitas yang penting dalam sebuah bisnis restoran adalah melakukan pengelolaan ketersediaan persediaan barang di gudang, yang sering juga dikenal dengan sebutan “stock opname”.
Apa itu stock opname?
Singkatnya, stock opname adalah aktivitas menghitung kembali jumlah persediaan barang, kemudian jumlah tersebut dicocokkan dengan catatan pembukuan.
Istilah “stock opname” berasal dari bahasa Belanda, sementara dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan “stock taking”.
Namun, aktivitas stock opname bukanlah hal yang mudah dan tidak boleh diremehkan.
Stock opname seringkali dianggap sebagai beban oleh beberapa pengusaha, karena kemungkinan dapat menyebabkan masalah dan kesulitan yang mungkin terjadi saat melakukan pengelolaan persediaan barang tersebut.
Dalam mengelola sebuah bisnis restoran, persediaan barang lebih variatif, yakni bukan hanya barang jadi, namun ada bahan baku, setengah jadi dan jadi, serta berbagai jenis peralatan.
Salah satu masalah yang paling mungkin terjadi dalam pengelolaan stok barang, yaitu terjadinya masalah selisih jumlah persediaan barang antara data yang tercatat dengan persediaan yang tersedia di gudang.
Nah, jika terjadi selisih jumlah, maka kemungkinan besar ada sejumlah transaksi yang belum dicatat atau bahkan lebih buruknya, yaitu telah terjadi kehilangan barang di gudang anda.
Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya selisih jumlah barang inilah, sebagian besar bisnis menerapkan metode stock opname.
Untuk menghitung persediaan barang diperlukan ketelitian yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Stock opname memiliki beberapa tujuan lainnya, diantaranya:
- Untuk membandingkan jumlah persediaan barang pada tahun ini dengan tahun sebelumnya, apakah naik atau turun, sehingga Anda dapat mengetahui perlu/tidaknya melakukan penambahan stok.
- Stock opname dapat memberikan informasi mengenai kuantitas persediaan barang di gudang.
- Stock opname dapat memberikan informasi mengenai kondisi baik / buruknya persediaan barang di gudang.
Stock opname juga bisa membantu Anda dalam melakukan evaluasi saat ditemukan selisih yang besar, hal ini dapat melacak kemungkinan karyawan yang kurang berhati-hati dalam bekerja, sehingga banyak peralatan atau inventaris yang rusak, pecah atau hilang.