Setelah mengetahui apa saja yang tidak boleh dilakukan, berikutnya tinggal lakukan cara-cara yang perlu diterapkan agar usaha yang telah dirintis dan tengah dikembangkan bisa benar-benar berbuah hasil di masa mendatang. Berikut tipsnya!
6. Membuat materi promosi
Langkah pertama dalam memasarkan produk atau jasa usaha adalah selalu dengan mempromosikannya ke pasar. Konsumen perlu mengenal produk atau jasa yang tengah dikembangkan.
Untuk itu, buatlah materi promosi yang unik yang berbeda dengan produk dari kompetitor lain semata-mata agar masyarakat atau konsumen mengetahuinya. Promosi bisa ditempuh lewat banyak jalur, baik online maupun offline.
Kegiatan promosi offline dapat dilakukan dengan cara menyebarkan brosur, membuka stan dan lain-lain. Pengusaha pemula dianjurkan untuk melakukan promosi lewat media sosial semaksimal mungkin karena cenderung lebih murah.
Promosi online dan offline sama-sama menguntungkan. Yang jelas, harus ada penawaran promo seperti diskon dan/atau voucher menarik agar konsumen makin familiar dengan produk yang ditawarkan.
7. Ikut bazar
Ini sebenarnya masuk ke dalam salah satu bentuk promosi offline. Namun demikian, tujuan utamanya bukanlah sell ins dan sell outs, melainkan meningkatkan pamor bisnis atau brand awareness kepada masyarakat.
Terlebih, bazar memiliki tendensi ‘eksistensi’, di mana orang akan beranggapan kalau usaha seseorang yang ada di sebuah bazar maka bisa nyaris disimpulkan bahwa usaha tersebut cukup eksis.
8. Pelajari kompetitor
Dalam mengembangkan usaha, slogan ‘Cintai Musuhmu’ benar-benar berlaku. Memprediksi inovasi terbaru apa yang kira-kira bakal mereka lakukan bakal menjadi rutinitas. Berperan sebagai counter tak ada salahnya, sebab dengan begini bisa mengetahui kelebihan apa yang kompetitor miliki.
Mempelajari kompetitor bukan berarti harus mengikuti secara persis materi promo apa yang mereka aplikasikan. Sebaliknya, mengenali kompetitor adalah tentang bagaimana mengeluarkan sesuatu (produk atau jasa) yang mengancam pendapatan pesaing.
Misalnya, perusahaan A mengeluarkan produk susu rendah lemak dengan varian rasa coklat, maka perusahaan B bisa memproduksi susu rendah lemak dengan varian lebih banyak. Ini adalah pola-pola counter yang kemungkinannya sebetulnya 50-50, tergantung bagaimana pengusaha mempelajari tren yang berkembang di market area-nya.
9. Catat semuanya walau kecil
Ini yang seringkali diabaikan saat mengembangkan usaha, yaitu kelalaian dalam mencatat pemasukan dan pengeluaran meski sifatnya ‘receh’. Sekecil apapun pengeluaran dan pemasukan tidak boleh luput dari pembukuan yang akan diakumulasi tiap bulannya.
Beruntung dengan menggunakan aplikasi GoBiz yang dapat cetak resi instan serta mencatat seluruh transaksi dengan rapi. Laporan keuangan juga akan dikirimkan untuk pengusaha melalui email.
Jangan lupa pisahkan uang pribadi dengan uang hasil usaha. Dalam banyak kasus, pebisnis gagal melakukan pembukuan yang bersih karena kesalahan dalam manajemen keuangan di mana uang bercampur menjadi satu. Imbasnya, monitoring keuangan menjadi sulit karena tidak bisa mengukur kerugian atau keuntungan.
10. Perluas jaringan
Mengembangkan usaha bisa dilakukan dengan meningkatkan atau memperbanyak relasi. Jangan pernah malu-malu untuk berkenalan dengan banyak pihak yang sekiranya bisa sama-sama saling menguntungkan.
Membangun jaringan dengan banyak pengusaha atau pemodal bisa jadi langkah strategis karena lewat hubungan yang baik, selalu saja ada bantuan tak terkira, baik itu lewat kerja sama usaha maupun suntikan investasi.