Pengetahuan tentang biaya bahan baku adalah penting bagi pebisnis bidang kuliner. Dalam menjalankan usaha kuliner, bahan baku perlu diperhatikan. Tanpa adanya bahan baku, Anda tentu akan kesulitan membuat makanan untuk dijual. Agar bisa membeli bahan baku, tentu dibutuhkan biaya tersendiri.
Biaya bahan baku perlu diketahui agar Anda bisa menentukan harga jualan makanan secara tepat untuk menghasilkan keuntungan maksimal. Apa pengertian dari biaya bahan baku dan bagaimana cara menghitungnya? Simak ulasannya dalam artikel berikut ini.
Baca juga: Bagaimana Memanfaatkan Peluang Usaha secara Kreatif dan Inovatif? Ini 5 Caranya!
Biaya Bahan Baku adalah Kunci Penetapan Harga. Ini Pengertiannya
Secara garis besar, biaya bahan baku adalah bahan keseluruhan yang dipakai untuk proses produksi maupun pembuatan sebuah produk. Cakupannya sendiri meliputi keseluruhan bahan baku pada produk jadi.
Dalam hal ini, dapat kita contohkan pada usaha pembuatan kue. Maka, biaya bahan baku yang termasuk di sini adalah biaya pembelian tepung, minyak, tapioka, dan lain sebagainya. Termasuk pula biaya pendukung lainnya seperti biaya pengangkutan maupun penyimpanan dari bahan baku tersebut.
Mengetahui biaya bahan baku memudahkan Anda untuk menetapkan harga jual produk kuliner Anda.
Baca juga: Mau Berbisnis Fashion? Ini 7 Cara Memulai Bisnis Baju Desain Sendiri
Perbedaan Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
Meski begitu, terkadang sebagian orang menilai bahan baku dihitung sama dengan biaya tenaga kerja maupun biaya overhead. Namun, dalam praktiknya, kedua jenis biaya tersebut berbeda dari biaya bahan baku. Berikut ini beberapa perbedaannya:
- Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan pengusaha untuk mengolah bahan baku utama menjadi produk atau barang jadi.
- Biaya tenaga kerja merupakan biaya pengeluaran untuk upah tenaga kerja atau karyawan.
- Sedangkan biaya overhead merupakan biaya yang harus dikeluarkan pengusaha guna mendukung jalannya produksi. Perlu diingat, biaya overhead ini tidak memiliki kaitan secara langsung terhadap proses produksi, akan tetapi bisa membantu kelancaran proses produksi.
Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku
Untuk mencatat biaya bahan baku, ada beberapa metode yang biasa digunakan oleh para pengusaha. Beberapa cara dan metode perhitungan bahan baku adalah sebagai berikut:
1. Metode Identifikasi Khusus
Pertama ada metode identifikasi khusus, yakni semua bahan baku di gudang diberi tanda khusus. Tanda ini berisi harga pokok per satuan ketika Anda membeli bahan baku tersebut. Pembelian bahan baku dengan cara satuan tentu beda dari harga bahan baku gudang. Hal itu harus dipisahkan. Dengan begitu, setiap pemakaian bahan baku pun dapat diketahui harga pokok per satuannya.
2. Metode Biaya Standar
Metode kedua pencatatan biaya bahan baku adalah metode standar. Pada metode ini, harga pokok dicatat pada kartu persediaan dengan besaran harga standar. Harga itu merupakan perkiraan dari harga yang akan dikeluarkan nanti.
Biasanya, harga standar ini digunakan untuk perkiraan anggaran khusus. Dengan metode ini, bahan baku dibebankan dari harga produk standar saat pemakaian.
3. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
Anda juga dapat menggunakan metode masuk pertama keluar pertama. Metode ini biasa juga disebut dengan first in first out (FIFO).
Metode ini menjadikan harga pokok satuan dari bahan baku yang masuk gudang dapat dipakai untuk menentukan harga dari bahan baku pada saat pertama kali dipakai.
4. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama
Metode selanjutnya adalah kebalikan dari metode ketiga, yakni masuk terakhir keluar pertama atau biasa disebut dengan last in first out (LIFO).
Metode ini digunakan untuk menentukan besaran harga pokok dari bahan baku untuk dipakai dalam produksi. Anggapannya, harga pokok satuan dari bahan baku yang terakhir masuk gudang, akan dipakai untuk menentukan besaran harga pokok dari bahan baku yang pertama kali digunakan produksi.
5. Metode Rata-rata Bergerak
Terakhir adalah metode rata-rata bergerak. Caranya adalah menghitung harga pokok dari rata-rata barang persediaan di gudang mengenai bahan baku.
Cara menghitungnya ialah membagi besaran total dari harga pokok dalam satuan jumlah yang sama. Bahan baku terpakai akan dihitung harga pokoknya. Caranya adalah mengalikannya jumlah bahan baku yang dipakai dengan harga pokok dari rata-rata per satuan bahan baku dalam gudang.
Baca juga: Menganalisis Peluang Usaha Itu Penting, Wajib Tahu 5 Alasannya!
Cara Menghitung Biaya Bahan Baku
Untuk menghitung biaya bahan baku, ada empat tahapan yang harus dilakukan oleh pengusaha. Ambil contoh biaya bahan baku perusahaan garmen. Sebelum mulai menghitung, mari kita jabarkan biaya bahan bakunya:
- Persediaan dari bahan baku barang: Rp30 juta
- Besaran biaya dari bahan baku yang setengah jadi: Rp40 juta
- Biaya dari barang yang sudah jadi dan siap dijual: Rp80 juta
- Pembelian untuk persediaan dari bahan baku: Rp50 juta
- Biaya untuk pengiriman: Rp5 juta
- Biaya pemeliharaan mesin perusahaan: Rp5 juta
- Biaya untuk gaji tenaga kerja secara langsung: Rp30 juta
- Biaya dari sisa penggunaan bahan baku: Rp30 juta
- Sisa dari bahan produk setengah jadi: Rp5 juta
- Besaran pakaian yang siap dijual: Rp30 juta
Dari hal di atas, dapat kita hitung dalam empat tahapan, yakni:
Tahapan I
Bahan baku yang dipakai = saldo awal dari bahan baku + pembelian untuk bahan baku – saldo dari akhir bahan = Rp30 juta + (Rp50 juta+Rp5 juta) – Rp30 juta= Rp55 juta
Tahapan II
Biaya Produksi = bahan baku + tenaga kerja secara langsung + besaran biaya overhead perusahaan = Rp55 juta + Rp30 juta + Rp5 juta = Rp90 juta
Biaya produksi per unit = biaya untuk produksi : jumlah total unit = Rp90 juta : 5.000 = Rp18 ribu
Tahapan III
Harga Pokok Produksi = total dari biaya produksi + saldo pada awal persediaan – saldo yang ada di akhir = Rp90 juta + Rp40 juta – Rp5 juta = Rp125 juta
Tahapan IV
Harga Pokok Penjualan = Harga pokok untuk produksi + persediaan barang pada saat awal – persediaan akhir barang = Rp90 juta + Rp80 juta – Rp50 juta = Rp140 juta
Itulah ulasan singkat mengenai biaya bahan baku produksi. Bisa disimpulkan bahwa biaya bahan baku adalah biaya yang Anda keluarkan untuk bahan keseluruhan dalam proses produksi. Sampai sini, apakah ada yang ingin Anda tanyakan?
Ya, ketika menjalani usaha kuliner, biaya bahan baku memang jadi hal penting yang perlu diteliti lebih lanjut. Namun, ada hal lain yang tak kalah penting, lho, yakni memastikan bahwa usaha kuliner Anda dikenal pelanggan secara luas dan bisa memberikan pemasukan yang tinggi bagi Anda.
Selain mempromosikan usaha kuliner Anda di media sosial, Anda juga bisa mencoba layanan GoFood, lho! GoFood akan memudahkan Anda dalam menerima pesanan makanan online, mencatat transaksi, hingga mempromosikan makanan kreasi Anda ke jutaan pengguna Gojek.
Tertarik untuk daftar GoFood? Klik di sini untuk info lebih lengkap, ya!