5 Risiko Bisnis Online yang Perlu Anda Waspadai – Meski bisnis online sering kali dianggap lebih simpel dibanding bisnis offline, bukan berarti model bisnis online ini tidak memiliki risiko. Tentu sama seperti model bisnis lainnya, bisnis online pun punya tantangannya sendiri.
Risiko tersebut bisa muncul kapan saja tanpa diduga dan sering kali tidak bisa dihindari. Nah, sebelum risiko naik ke permukaan dan menimbulkan dampak besar pada bisnis Anda, berikut beberapa macam risiko bisnis online yang harus Anda ketahui, sekaligus cara mencegahnya.
Risiko Bisnis Online yang Perlu Anda Ketahui dan Antisipasi
1. Stok barang tidak sesuai penjualan
Jenis risiko yang paling sering muncul dalam bisnis online berkaitan dengan stok barang. Entah itu stok terlalu banyak (overstocked) dan tidak sebanding dengan penjualan, atau stok barang menipis dan tidak dapat memenuhi permintaan pasar.
Hal ini biasanya terjadi karena sifat bisnis online itu sendiri yang sangat dinamis, khususnya dalam hal permintaan pasar. Bagaimanapun dalam bisnis online, permintaan pasar sangat cepat berubah. Misalnya saja, permintaan terhadap produk A tinggi pada bulan Januari, tetapi permintaannya justru menurun di bulan Februari.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Ada baiknya Anda selalu memantau tren pasar. Jika tren pasar sudah terbaca, akan mudah bagi Anda untuk memperkirakan jumlah stok produk. Hindari menyetok produk dalam jumlah besar, terutama jika produk tersebut adalah produk tren yang belum teruji kontinuitasnya di pasar.
Baca juga: 5 Cara Meminimalkan Risiko Bisnis di Tahun Pertama
2. Pembeli tiba-tiba hilang
Bisnis online jelas berbeda dari bisnis offline, terutama dari segi pembeli atau konsumen. Ketika menjalankan bisnis online, Anda sebagai penjual tidak tahu seperti apa rupa konsumen Anda. Sebaliknya, di bisnis offline, transaksi jual-beli terjadi secara tatap muka.
Perbedaan inilah yang kemudian menimbulkan risiko bisnis pada bisnis online. Untuk lebih mudah membayangkannya, mari kita simak contoh berikut.
Sebutlah Anda sebagai penjual menerima pesanan dari seorang calon pembeli. Namun, saat produk sudah jadi dan siap dikirimkan, terjadi hit and run. Calon pembeli menghilang dan tidak melakukan pembayaran terhadap produk yang sudah Anda buat.
Kejadian macam ini jelas akan menimbulkan kerugian, terlebih jika produk adalah pesanan khusus yang disesuaikan dengan permintaan calon pembeli. Tentunya, sulit bagi Anda untuk menemukan pembeli pengganti.
Sebelum hal ini terjadi, ada baiknya Anda mengambil langkah antisipatif. Berlakukan sistem DP atau uang muka, ketika pembeli ingin membuat pesanan. Jadi, Anda pun tak perlu memulai proses produksi sebelum calon pembeli melakukan pembayaran tersebut.
3. Risiko bisnis yang wajib diperhatikan: Persaingan ketat dan perang harga
Risiko lain yang sering dijumpai para pelaku bisnis online adalah persaingan ketat dan terjadinya perang harga. Apalagi di masa sekarang, ketika jumlah pelaku bisnis online sudah semakin meningkat dan tidak sedikit yang menjual produk serupa.
Lalu, bagaimana cara agar produk Anda tetap menonjol di tengah persaingan ketat dan dapat bersaing dengan kompetitor?
Pertama-tama, Anda harus serius dalam strategi pemasaran produk. Dengan strategi pemasaran yang baik, calon pembeli pun akan penasaran dengan produk Anda dan berdatangan ingin mencoba. Pun tingkatkan pelayanan Anda dari hari ke hari supaya pelanggan betah dan loyal.
Contoh strategi pemasaran yang paling simpel tapi efektif adalah dengan membuat promo atau diskon. Anda bisa juga menerapkan loyalty program kepada konsumen agar jumlah penjualan tetap terjaga.
Baca juga: 6 Langkah Analisis Kompetitor agar Usaha Tetap Unggul
4. Operasional belum siap
Risiko bisnis online yang berikutnya menyangkut masalah operasional. Adakalanya para pelaku bisnis online, terutama pemula, masih belum memiliki sistem operasional yang baik. Dampaknya, saat pembeli berdatangan, penjual justru belum siap melakukan transaksi jual-beli.
Selain merugikan dari segi pemasukan, situasi seperti ini juga berpotensi merusak reputasi bisnis Anda. Sebab, konsumen justru bisa merasa tidak puas dengan pelayanan yang Anda berikan. Walau produk yang Anda jual luar biasa bagus, tetapi jika pengalaman pelanggan kurang menyenangkan, penilaian mereka tentu akan terpengaruh.
Untuk meminimalkan risiko bisnis yang satu ini, Anda bisa mulai membenahi sistem operasional Anda. Namun bila usaha Anda memang belum resmi dirilis, Anda bisa terlebih dahulu melakukan tes penjualan sebelum masa launching tiba, dengan tujuan menguji sistem yang telah Anda buat.
5. Pembeli mudah bosan
Saat ini, perubahan terjadi dengan cepat dan hidup menjadi sangat dinamis. Apa yang dibutuhkan kemarin bisa saja berbeda dari hari ini, bahkan berubah lagi esok hari. Akibatnya, pembeli cenderung lebih cepat merasa bosan untuk terus-terusan mengikuti perubahan.
Walau terkesan di luar kendali Anda sebagai penjual, risiko bisnis ini tetap bisa diantisipasi. Salah satu caranya, bisa dengan rutin memantau kebutuhan dan tren pasar.
Misalnya, saat ini pengguna e-commerce dan konsumen bisnis online banyak datang dari kalangan anak muda atau pekerja yang jarang menyediakan cash. Maka untuk memenuhi kebutuhan mereka, Anda dapat menyediakan fitur pembayaran digital untuk e-wallet, QRIS, dan pembayaran kartu. Hal ini juga dapat Anda lakukan agar konsumen tetap nyaman berbelanja di toko online Anda.
Sampai di sini, Anda telah mengetahui apa saja yang dapat menjadi risiko bisnis online dan bagaimana cara mengantisipasi serta meminimalkannya. Namun satu lagi, agar bisnis Anda tetap bertahan dan semakin maju, tidak ada salahnya jika Anda melirik strategi offline.
Strategi membuat toko offline tentunya dapat membantu mengembangkan bisnis Anda. Apalagi hingga saat ini, masih banyak pelanggan yang lebih suka berbelanja secara offline karena ingin merasakan pengalaman berbelanja tatap muka. Lagipula, walau offline, bukan berarti harus ketinggalan zaman.
Misalnya saja, Anda tetap bisa mengikuti tren dengan menyediakan berbagai pilihan pembayaran “kekinian” untuk pelanggan. Salah satunya, bisa dengan menghadirkan pilihan pembayaran nontunai dengan e-wallet seperti GoPay. Selain praktis, pembayaran nontunai juga lebih mudah Anda kelola, karena semua datanya otomatis tercatat dalam sistem.
Agar operasional toko offline Anda semakin lancar, Anda pun bisa memanfaatkan satu perangkat serbabisa GoBiz PLUS.
Sebagai perangkat multifungsi, Anda dapat menggunakan GoBiz PLUS untuk mengatur promo GoPay, menerima berbagai metode pembayaran mulai dari kartu debit, kartu kredit, hingga QRIS, bahkan bisa mencetak struk belanja! Selain itu, GoBiz PLUS juga sudah terintegrasi dengan layanan Gojek lainnya, seperti GoKasir dan GoFood.
Untuk Anda pemilik usaha F&B, tentunya integrasi GoBiz PLUS dengan GoFood akan mempermudah Anda untuk menyeimbangkan pesanan online dan offline. Jadi, operasional usaha pun akan sangat efisien.
Selain itu melalui fitur GoKasir, Anda juga dapat mempermudah operasional toko dengan mengatur serta menyimpan menu penjualan. Jadi, Anda tidak perlu menulis ulang semua pesanan yang masuk, melainkan tinggal mengeklik menu yang sudah Anda atur di dalam GoKasir. Pelayanan pelanggan pun jadi lebih cepat dan praktis!
Apa lagi yang Anda tunggu? Untuk meminimalkan risiko bisnis dan meningkatkan angka penjualan, yuk, daftar GoPay dan manfaatkan layanan GoKasir melalui GoBiz PLUS sekarang!