Mie Ayam Bangka Bintaro, Mentor GoFood yang Mentransformasi Bisnis Keluarga Tradisional jadi Digital – Perkembangan teknologi yang semakin pesat tentunya membawa pengaruh besar terhadap kesuksesan dalam berbisnis. Meskipun beberapa usaha masih menjunjung ciri khas sentuhan tradisional, tapi banyak juga yang kini mulai bertransformasi menjadi usaha digital.
Ditambah lagi, banyak keuntungan serta peluang yang akhirnya terbuka setelah usaha tersebut mulai beradaptasi dengan teknologi.
Keuntungan tersebut antara lain pekerjaan operasional menjadi lebih efisien, memudahkan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, meminimalisir kehilangan pasar, menjangkau jaringan pemasaran yang lebih luas, dan masih banyak keuntungan lainnya.
Hal itu juga menjadi alasan Mie Ayam Bangka Bintaro akhirnya mentransformasi bisnis keluarganya yang sebelumnya masih tradisional menjadi bisnis digital.
Bagi Anda yang tertarik atau sedang berjuang dalam mentransformasi bisnis yang sedang dijalankan, Anda bisa coba dapatkan inspirasi dari kisah sukses salah satu partner GoFood, Fonny, penerus usaha Mie Ayam Bangka Bintaro.
Meskipun banyak tantangan dalam prosesnya, pada akhirnya keinginan tersebut terwujud, lho. Penasaran dengan kisahnya?
Kisah Sukses Mie Ayam Bangka Bintaro
Berdiri sejak tahun 1988, Mie Ayam Bangka Bintaro memulai usahanya dengan berjualan di atas mobil kijang berwarna hijau, yang diparkirkan di depan ruko Bintaro sektor 2. Dari usaha tersebut, Mie Ayam Bangka Bintaro ini mengalami beberapa tahap perkembangan. Mulai dari menyewa ruko di tempat mobil kijang berjualan, membeli ruko tersebut secara permanen, hingga kini berhasil memiliki 2 cabang Mie Ayam Bangka lainnya di daerah Bintaro.
Awal perjuangan tersebut yang menjadi alasan usaha ini memiliki logo KH, berasal dari mobil Kijang Hijau yang legendaris bagi usahanya.
Awal berdirinya Mie Ayam Bangka ini tentunya memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi keluarga Fonny. Apalagi saat itu usahanya hanya memiliki modal seadanya, yang membuat keluarga Fonny harus dengan teliti mencari produk mie ayam terbaik dengan harga pas dan dapat cocok dengan selera konsumen di lokasi tersebut.
Keterbatasan ide dan pengalaman dalam usaha juga membuat orang tua Fonny tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang kemasan, promosi, dan operasional. Meskipun begitu, dengan berbekal semangat belajar yang tinggi, serta banyak bertanya dan berkaca dari usaha orang lain, usaha tersebut akhirnya berhasil berkembang hingga Mie Ayam Bangka Bintaro ini bisa diteruskan kepada Fonny, selaku generasi kedua.
Perjuangan Transformasi ke Usaha Digital
Proses transformasi Mie Ayam Bangka ke usaha digital bermula dengan menyediakan berbagai fasilitas pembayaran konsumen, mulai dari disediakannya mesin debit/CC, transfer antarbank, hingga pembayaran menggunakan QR code yang saat itu hanya dapat digunakan oleh beberapa bank saja.
Mie Ayam Bangka Bintaro juga mulai mengubah cara pembukuan toko. Semula yang awalnya secara manual, mulai perlahan-lahan menggunakan sistem pembukuan secara digital.
Inovasi lain yang juga diterapkan usaha ini, yakni dengan menggunakan aplikasi layanan pesan antar online, GoFood, di tahun 2018. Saat itu, letak salah satu cabang Mie Ayam Bangka berada di sebuah gedung di daerah Jakarta Selatan. Dengan letaknya di dalam gedung, membuat usaha ini tidak bisa melakukan pengiriman ke konsumen di luar gedung tersebut.
Dari hambatan ini, akhirnya Mie Ayam Bangka memutuskan untuk mendaftar aplikasi GoFood, sehingga memudahkan para konsumen untuk membeli makanan meski bekerja di luar atau sekitaran gedung. Setelah merasakan langsung manfaat dari aplikasi GoFood yang dapat memperbesar target pasar mereka. Mie Ayam Bangka Bintaro akhirnya memutuskan untuk menggunakan aplikasi GoFood juga di cabang-cabang lainnya.
Besarnya manfaat transformasi digital Mie Ayam Bangka Bintaro dirasakan saat terjadinya pandemi. Yang mana restoran diwajibkan untuk tutup dan tidak bisa didatangi oleh konsumen. Saat itu, Mie Ayam Bangka Bintaro bersyukur bahwa outletnya telah terdaftar di GoFood sebelum pandemi.
Tentunya hal tersebut membuat usaha ini lebih mudah mendapatkan pesanan karena sudah memiliki banyak konsumen sejak sebelum fase pandemi.
Dengan begitu, Mie Ayam Bangka Bintaro akhirnya berhasil bertahan melewati masa pandemi hingga bisa bangkit kembali seperti sekarang.
Tantangan dalam Proses Transformasi Bisnis dari Tradisional jadi Digital
Dalam proses transformasi usahanya, Mie Ayam Bangka tentunya menghadapi banyak tantangan. Tantangan terbesar yang dihadapi saat itu adalah meyakini orang tua Fonny sebagai pemilik, serta om dan tante selaku pemimpin cabang-cabang utama di Bintaro untuk mulai beralih ke usaha digital.
Tantangan ini tentunya terjadi karena mereka merasa kesulitan untuk merubah kebiasaan sebelumnya yang hanya menjalankan usaha secara tradisional.
Faktor usia juga membuat pemilik dan pemimpin cabang Mie Ayam Bangka ini tidak tertarik untuk mencoba hal yang baru dalam usahanya. Selain itu, cepatnya perkembangan teknologi pun membuat mereka kesulitan untuk mempelajari penggunaan alat dan aplikasi.
Dengan adanya tantangan tersebut, Fonny akhirnya memutuskan untuk membuat inovasi digital yang dijalankan hanya pada cabang yang ia pimpin saat itu.
Berkat ketekunan dan adaptasinya tersebut, akhirnya Fonny bisa membuktikan bahwa inovasi-inovasi digital yang ia gunakan dapat memberikan banyak keuntungan bagi usaha, seperti mempermudah konsumen untuk melakukan transaksi, mempermudah pembayaran ke supplier, hingga dapat meningkatkan omzet karena berhasil menjangkau lebih banyak konsumen. Yang mana saat itu sudah banyak orang yang berpindah menggunakan uang digital untuk transaksi.
Saat pandemi berlangsung pun, Fonny mempromosikan produknya melalui beberapa akun sosial media yang mana dapat lebih mudah dilihat oleh calon konsumen dan menggunakan aplikasi delivery online untuk mengirim makanan.
Keberhasilan Fonny dalam mengembangkan usahanya melalui usaha digital membuat orang tuanya mulai percaya dan tertarik untuk mencoba inovasi tersebut. Untuk memudahkan orang tua dan pemilik cabang lainnya memahami penggunaan inovasi digital ini, Fonny membuat sebuah buku pedoman atau guideline tentang langkah-langkah penggunaan aplikasi menggunakan bahasa yang sederhana.
Dengan pedoman tersebut, tentunya membuat orangtua serta pemilik cabang lain merasa senang dan memahami aplikasi yang mereka gunakan dengan baik.
Untuk menyesuaikan perkembangan teknologi, Fonny juga memutuskan untuk mulai mempekerjakan karyawan-karyawan yang berusia muda dan masih memiliki semangat belajar baru. Dengan pilihan karyawan-karyawan tersebut, membuat Fonny sangat membantu dalam mengembangkan usahanya menggunakan teknologi yang juga semakin maju.
Nah, itulah kisah Fonny dalam prosesnya mentransformasi bisnis Mie Ayam Bangka Bintaro ke usaha digital. Bagaimana dengan Anda, apakah tertarik untuk mulai mengembangkan usaha ke arah digital?
Bagi Anda yang mau tahu strategi dan tips menarik lainnya untuk mengembangkan resto, yuk, gabung ke Komunitas Partner GoFood (KOMPAG) sekarang! Banyak materi edukasi serta kemudahan berjejaring dengan sesama pengusaha kuliner se-Indonesia, lho!