GoBiz logo Daftar Login

Pusat Pengetahuan

Cara Menghitung Laba Bersih Perusahaan & Rinciannya

menghitung laba bersih perusahaan dengan fitur gokasir

Cara Menghitung Laba Bersih Perusahaan & Rinciannya – Sebelum ke pembahasan mengenai cara menghitung laba bersih perusahaan, baiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu laba. Laba adalah hal yang menjadi tujuan utama untuk menjaga keberlangsungan bisnis yang sedang dijalankan oleh seseorang atau organisasi.

Laba tidak selalu didapatkan dengan mudah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi mengapa laba bisnis yang diperoleh cenderung fluktuatif.

Misalnya, mulai dari nilai jual yang menurun dan terjadi penyusutan nilai barang. Namun, ketika bisnis sudah mendapatkan laba khususnya dalam jumlah besar maka penting bagi Anda untuk melakukan perhitungan dengan matang.

Bagaimana cara menghitung laba ini? Anda bisa mengikutinya dalam ulasan berikut.

Mengenal Jenis-Jenis Laba Usaha

Sebelum Anda mengetahui cara menghitung laba bersih perusahaan, sewajarnya Anda mengenal lebih jauh mengenai apa itu laba. Beberapa ahli ekonomi dan manajemen bisnis membagi laba ini ke dalam empat jenis.

Berikut beberapa di antaranya jenis-jenis laba usaha yang perlu Anda ketahui dan harus ada dalam bisnis yang sedang Anda rintis.

1. Laba kotor atas penjualan

Jenis laba yang pertama harus ada dalam bisnis adalah laba kotor atas penjualan. Bisa diartikan, laba usaha ini sebenarnya adalah selisih dari penjualan bersih dalam periode tertentu dan harga pokok penjualan (HPP) dari sebuah produk yang ditawarkan atau dijual. 

Mengapa laba usaha ini disebut laba kotor atas penjualan? Hal tersebut dikarenakan laba yang ada belum dikurangi dengan biaya lain-lainnya. Misalnya saja, untuk beban operasional dalam satu periode tertentu, contohnya untuk periode satu bulan, tiga bulanan, atau setiap enam bulan sekali.

2. Laba bersih operasional

Selanjutnya laba bisnis yang perlu Anda ketahui adalah laba bersih operasional. Laba ini didapatkan setelah mengurangi laba kotor atas penjualan dengan biaya-biaya lainnya. Beberapa di antaranya adalah biaya administrasi, umum, maupun biaya penjualan. 

Ketika seorang pengusaha ingin meningkatkan laba jenis ini, maka diperlukan adanya efisiensi yang ketat. Namun, efisiensi ini juga perlu mempertimbangkan faktor lainnya. Sebaiknya, biaya-biaya yang berhubungan dengan karyawan seperti upah lembur dan lainnya tetap Anda perhatikan.

3. Laba bersih sebelum pajak

Jenis laba ketiga ialah laba bersih perusahaan yang diperoleh sebelum potongan pajak. Laba bisnis ini sendiri diperoleh dari pendapatan milik bisnis seluruhnya sebelum dipotong biaya pajak yang harus dibayarkan. 

Atau dengan kata lain, perolehan operasional yang dikurangi maupun ditambah dengan selisih pendapatan maupun biaya-biaya lainnya yang diperlukan selama proses berlangsungnya kegiatan produksi bisnis.

4. Laba bersih setelah pajak

Terakhir, laba bisnis yang wajib untuk diketahui adalah laba bersih setelah dipotong pajak. Seperti namanya, laba ini merupakan laba bersih perusahaan yang diperoleh dengan mengurangi pajak penghasilan. 

Termasuk pula ditambahkan maupun dikurangkan dengan pendapatan maupun biaya non operasional lainnya yang dikurangi dengan biaya pajak yang harus dibayarkan.


5 Unsur Laba Usaha yang Harus Diperhatikan

pemilik usaha muda menggunakan laptop untuk bekerja - membuat laporan laba rugi usaha - pemilik usaha - beradaptasi - persaingan pasar

Dalam cara menghitung laba usaha, ada beberapa unsur laba yang penting untuk diperhatikan. Secara garis besar, unsur laba ini terbagi menjadi lima jenis. Berikut kelima jenis unsur laba usaha yang telah diklasifikasikan oleh para ahli ekonomi dan manajemen.

1. Pendapatan

Unsur laba yang pertama merupakan pendapatan atau dalam kata lain disebut dengan revenue. Pendapatan ini adalah kenaikan aktiva yang ada pada bisnis dan penurunan kewajiban dalam satu periode tertentu. Pendapatan tersebut diperoleh dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh bisnis terutama dalam hal penjualan.

2. Beban

Lalu untuk laba usaha yang perlu Anda perhitungkan ialah beban penggunaan atau biasa disebut dengan aliran keluar dari aktiva untuk kegiatan dalam periode akuntansi tertentu. 

Di sisi lain beban dapat didefinisikan dalam bentuk lain yakni pengurangan pendapatan yang berpotensi mendatangkan laba bersih sebelum pajak yang tertulis dalam laporan laba rugi.  Beban ini juga dianggap kewajiban bisnis dan menjadi penyebab menurunnya nilai ekuitas yang ada.

3. Penghasilan

Penghasilan merupakan unsur laba usaha yang paling penting. Mengenai laba ini dijelaskan dalam PSAK no.23 Ikatan Akuntansi Indonesia. Pengertian laba tersebut adalah sebagai berikut:

Penghasilan adalah arus masuk bruto yang berasal dari manfaat ekonomi yang timbul akibat dari kegiatan normal bisnis dalam satu periode. apabila arus masuk berdampak pada kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.

Penghasilan ini diperoleh dari hasil akhir perhitungan pendapatan maupun keuntungan setelah dikurangi dengan beban dan kerugian maupun beban selama masa satu kali periode akuntansi pada bisnis.

4. Biaya

Cara menghitung laba usaha yang baik adalah, pengusaha perlu memperhatikan biaya-biaya yang dikeluarkan. Hal ini dikarenakan biaya adalah hal yang dikorbankan dalam bisnis. 

Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan lebih dan mendapatkan manfaat secara ekonomis di masa mendatang. Maka, ketika mengeluarkan biaya untuk bisnis ada baiknya untuk menghitung untung ruginya dan berapa besarannya.

5. Untung-Rugi

Kemudian, hal penting lainnya yang ada pada unsur laba bisnis adalah keuntungan dan kerugian. Keuntungan bisa diartikan sebagai peningkatan ekuitas. Sedangkan untuk kerugian lebih mengarah pada penurunan dari ekuitas. 

Di sisi lain, kerugian bisa diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan lebih besar dengan pendapatan yang diterima. Dalam hal ini, seorang pengusaha pun harus mempertimbangkan keduanya dengan baik.


3 Cara Menghitung Laba Usaha

Cara menghitung laba usaha bisa dipengaruhi oleh berbagai macam unsur di atas. Maka dari itulah, Anda harus memperhatikan betul unsur dan apa saja yang wajib ada dalam penghitungan laba bisnis ini.

Tujuannya agar tercipta neraca yang seimbang. Apa saja dan bagaimana cara menghitung laba usaha akan diuraikan dalam ulasan di bawah ini.

1. Mengidentifikasi biaya produksi

Biaya produksi memang tidak sedikit dalam bisnis. Oleh karenanya, Anda sebagai seorang pengusaha perlu mempertimbangkannya dengan matang. Langkahnya adalah dengan menghitung biaya tetap dari variabel yang ada termasuk biaya produksi tersebut. 

Biaya tetap ini di antaranya adalah gaji karyawan, biaya sewa gedung maupun biaya penyusutan. Ada pula biaya lain-lain termasuk biaya tak terduga yang wajib dimasukkan.

2. Identifikasi saldo awal dan akhir

Langkah berikutnya juga penting bagi Anda untuk mengidentifikasi saldo pada persediaan awal dengan saldo yang ada pada persediaan akhir. 

Saldo awal persediaan bahan baku wajib untuk Anda hitung dan sebagai awal persediaan bahan baku dari total persediaan awal saat dihitung. Saldo awal ini dihitung dari buku inventori atau persediaan stok barang.

3. Cara menghitung laba kotor?

Setelah menghitung laba kotor, nantinya Anda akan menghitung laba bersih perusahaan untuk mengetahui pendapatan murni. Jadi, laba kotor adalah selisih hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan saat perusahaan ingin mendapatkan barang tertentu. Cara menghitung laba kotor bisa menggunakan rumus sebagai berikut:

Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan

Sementara, untuk menghitung penjualan bersih tersebut rumusnya bisa menggunakan cara Penjualan Bersih = Penjualan – Potongan Penjualan – Retur Penjualan

Untuk penjualan bersih memang tidak harus berupa kas dan bisa saja dalam bentuk piutang. Lalu, untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP), Anda bisa menghitungnya dengan cara HPP = Persediaan Awal – Pembelian Bersih – Persediaan Akhir.

Berikut ini contoh cara menghitung laba kotor.

Komponen Penjualan BersihBesaran
PenjualanRp100.000.000
Potongan PenjualanRp15.000.0000
Retur PembelianRp2.000.0000
Total (Penjualan Bersih)Rp80.000.000

Maka, dari sini kita dapatkan penjualan bersihnya adalah Rp80 juta. Lalu, saat ini kita mencari HPP untuk dapat menghitung laba rugi nya. Maka, HPP jika mengacu pada rumus di atas contohnya adalah berikut:

Komponen HPPBesaran
Persediaan awalRp90.000.000
Pembelian bersihRp75.000.000
Persediaan akhirRp15.000.000 
Total HPPRp60.000.000

Dari jumlah tersebut maka diperoleh HPP-nya adalah Rp60 juta. Jadi perhitungan laba kotornya bila mengacu pada rumus Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan adalah Rp80 juta – Rp60 juta. Jadi untuk laba kotor perusahaan yang diperoleh mencapai Rp20 juta.


Cara Menghitung Laba Bersih Perusahaan

Setelah Anda menghitung laba kotor yang diperoleh, maka selanjutnya Anda juga perlu menghitung laba bersih yang diperoleh bisnis. Sebenarnya, untuk cara menghitung laba bersih agak sedikit rumit sebab ada banyak hal yang perlu Anda perhatikan dengan seksama. Setidaknya berikut beberapa komponen dan cara menghitung laba bersih perusahaan milik Anda. 

Laba bersih = Laba Kotor – Beban usaha

Beban usaha = Beban Operasional + Beban Non-Operasional

Kemudian, kita akan menghitung laba bersih nya jika menggunakan perhitungan di atas maka laba kotornya adalah Rp20 juta. Laba kotor ini akan dikurangi beban usaha. Misalkan, katakanlah beban usahanya sebagai berikut:

Komponen Beban Usaha Besaran
Beban OperasionalRp3.000.000
Beban Non-OperasionalRp1.500.000
Total Beban UsahaRp4.500.000

Jadi, untuk laba bersihnya dari contoh di atas adalah Laba Kotor – Beban usaha. Maka Rp20 juta – Rp 4.500.000 = Rp15.500.000

Di atas adalah beberapa cara menghitung laba usaha milik Anda, salah satunya menghitung laba bersih. Menghitung laba biasa dilakukan secara manual oleh bisnis.

Akan tetapi, ini tidaklah efektif karena rawan terjadi kesalahan dan ini akan mengganggu proses audit. Sebab, ketika jumlah tidak sama dengan apa yang sebenarnya terjadi tentu ini akan berakibat fatal.

Maka dari itulah, Anda memerlukan sebuah aplikasi dan software untuk mengelola keuangan bisnis. Termasuk dalam menghitung laba.

Sebab dengan menggunakan aplikasi maupun software khusus ini akan lebih mudah karena semuanya dikerjakan secara otomatis dengan sistem komputasi. Dengan demikian, dapat mengurangi risiko kesalahan.

Kini, ada banyak aplikasi dan software yang digunakan untuk mengelola sekaligus mengotomatisasi cara menghitung laba bersih perusahaan.

Ya, apa lagi kalau bukan aplikasi GoBiz? Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan yang terbaik. Misalnya, dengan menggunakan GoBiz, Anda bisa rekap penjualan dan pengeluaran untuk tahu laba dengan layanan GoKasir, terima pembayaran nontunai GoPay, bahkan mengetahui tipe pembayaran apa yang paling sering digunakan pelanggan.

hitung laba bersih dengan fitur gokasir

Baca juga: Diamond Dental Care: Lindungi Kesehatan Bersama dengan Layanan Pembayaran Nontunai

Jadi, tunggu apa lagi Anda bisa menggunakan aplikasi GoBiz untuk beragam keperluan usaha. Tidak hanya untuk bisnis kuliner saja tetapi sangat cocok pula diterapkan untuk bisnis-bisnis lainnya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan Anda.

Apakah artikel ini bermanfaat?

Read more about:

Artikel Terkait

Pelaku Usaha Kuliner Wajib Gunakan Bahan Dasar Makanan yang Aman dan Berkualitas, Bagi yang Melanggar Ada Hukumannya!

Memastikan keamanan bahan makanan (food safety) merupakan salah satu kunci dalam meraih selengkapnya

Tips Menjadi UMKM yang Cakap Digital dan Paham Pelindungan Data Pribadi

Halo, teman-teman Mitra Usaha! Kalian tau gak sih, angka jumlah pengguna internet di selengkapnya